Senin, 20 Agustus 2012


                                                                             
Horror  Bis Malam         Penasaran
             Ruben   sedang menempuh perjalanan   dari Surabaya ke Jakarta dengan menggunakan bis malam.
Di tengah perjalanan,saat bis   tersebut berhenti  di sebuah terminal,seorang kakek tua naik dan menawarkan buku-buku bacaan pada semua penumpang.Sesampainya di kursi Ruben:
“Bukunya Nak?Ada macam-macam nih.Buku  silat,cinta-cintaan,agama,dan lain-lain”,ujar sang kakek.
Ruben yang kebetulan tidak bisa tidur pun tertarik.”Ada buku misteri atau horor gak Kek?”
“Oh,suka cerita horor ya?”Jawab si kakek.”Kebetulan sisa  satu.Pas lagi ceritanya.Tentang bis yang banyak ditinggali arwah penasaran.Judulnya ‘Bis Malam Penasaran’.Serem banget pokoknya.”
‘Boleh juga tuh.Berapa harganya?”
“Seratus lima puluh ribu,nak”
“Walah,mahal bener tuh harganya,Kek”
“Ya namanya juga buku bagus.Best seller.Semua yang baca buku ini kabarnya sampai syok lho waktu baca endingnya”,Si Kakek berpromosi ala sales panci.
Ruben pun akhirnya mengalah.Uang Rp150.000 akhirnya berpindah tangan.Entah kenapa,pada waktu dia menyerahkan uang tersebut ke Kakek tua,Terdengar suara petir menggelegar.Angin pun terasa mulai beriup kencang.Si Kakek buru-buru turun ke dalam bis,namun tiba-tiba berhenti dan menolehkan wajahnya pelan-pelan ke arah Ruben.
“Nak”,Ujarnya lirih,”Apapun yang terjadi harap jangan buka halaman terakhir ya.Ingat,apapun yang terjadi.Kalau tidak nanti kamu akan menyesal dan saya tidak mau bertanggung jawab.”
Jantung Ruben berdegup kencang saking takutnya,ia sampai tidak mampu menganggukkan kepala hingga akhirnya si Kakek turun dari bis dan menghilang di tengah kegelapan.Singkat cerita, 2 jam kemudian ,sekitar pukul 1 malam,Ruben selesai membaca buku si Kakek penjual.Kecuali halaman terakhir tentunya.Dan memang benar seperti yang dikatakan si Kakek penjual,buku itu memang benar-benar menyeramkan.Di luar bis yang kencang,hujan turun dengan derasnya.Kilat terdengar saling menyambar dan kadang terdengar suara gemuruh yang menggelegar.Sejenak Ruben melihat berkeliling dan ternyata semua penumpang telah terlelap.Bulu kuduknya terasa merinding.
“Baca halaman terakhir gak ya?”,pikir Ruben bimbang.Antara rasa penasaran dan rasa takut berbaur menjadi satu.Di luar jendela malam makin gelap.....
“Ah sudahlah,sekalian aja.Nanggung!”
Dengan tangan gemetar ia pun membuka halaman TERAKHIR....................
Dan akhirnya NAMPAK SEBUAH LEMBARAN KOSONG dengan sepotong label di bagian pojok kanan atas.Sambil menelan  ludah ,Ruben membaca huruf demi huruf yang tercantum:
Bis Malam Penasaran
Terbitan CV.Buku Horor Garimg
Haraga Pas:Rp 15.000.-
Lu Semua yang baca blog saya mikir ni cerita HOROR?
Gigihahaha maaf aja kalo saya bikin akhiran konyol Bye..!
Gilby Dhilega Yodiaz™
Saya Sumpah Gak Copas Dari Komputer Nagk Lain Tapi Ngetik Sendiri

Please help to spread my blog
Special Thanks to Parampaaaa

Sabtu, 28 Juli 2012

Boneka Anak Itu


Aku Kelas 4 Sekolah Dasar, Tetanggaku Mi-Chan, adalah anak kecil yang akan segera masuk kelas sekolah dasar.
Hari ini, Kakekku yang sedang Bertamasya ke Luar Negeri akan pulang. Mi-Chan dari pagi sudah dating ke rumahku, dan dengan gembira menunggu kedatangan Kakek.
Boneka untuk Ai, dan kotak musik untuk Mi!” Begitu tiba di rumah, kakek segera memberikan oleh-oleh untuk keduanya.
Kakak Ai dapat Boneka, Ya…” Mi-Chan memandang boneka itu dengan perasaan iri.
“Kakek terimakasih ya”, sambil berkata, aku naik ke rumahku di lantai 2 denga membawa kado itu. Mi-Chan umurnya belum genap 4 tahun, dan masih suka semaunya sendiri. Aku tidak mau kalau sampai Mi-Chan ingin melihat bonekaku ini. Aku membuka bungkusannya dengan diam-diam. Yang keluar dari dalam kotak adalah boneka antic dengan baju berwarna merah tua, wajahnya outih dan matanya biru, wajahnya indah sekali. Tapi, entah seperti Mengapa senyumannya terlihat sedikit mengerikan.
“Apa karena Bibirnya?” Kalau dipandang lama, jadi merinding bulu kudukku.
(Aku tidak mau yang mengerikan seperti ini…)
Aku biarkan boneka itu tergeletakbegitu saja, dan segera turun ke bawah.
“Kakek, Terimakasih atas bonekannya yang cantik, ya!!”
“Kamu suka?”
“Iya suka sekali” Aku berbohong
“…….Mi lebih suka bonekannya. Kakak Ai enak, ya….”
Di atas meja ada sebuah kotak musi buatan Swiss dengan ornament-oramen yang indah.
“Bagus sekali kotak musik ini!”
“Aku lebih baik boneka,” kata Mi-Chan sambil mengeruttu.
“Kalau begitu tukar saja”
“Boleh? tidak apa-apa?”
“Ya, tapi kalau kamu sudah bosan, kamu tidak boleh minta ditukar lagi. Kasihan bonekanya kan?”
“Ai maaf…,” Kakek mengatakannya dengan penuh penyesalan.
“tidak apa-apa, aku kan lebih tua daripada Mi-Chan!”
Mi-Chan sangat gembira dan pulang sambil membawa bonekanya.
Tidak sampai 1 bulan setelah itu, Mi-chan meninggal karena kecelakaan.
Sesuai dengan janjinnya, Mi-Chan sangat merawat boneka yang mengerikan itu dangan baik. Sampai-sampai pergi ke manapun. Mi-Chan selalu membawa bonekannya itu. Di samping tubuh Mi-chan yang berlumuran darah, tergolek boneka itu dengan wajah pucat yang tertawa.
Pada hari pemakaman, di dalam peti mati yang kecil Mi-chan berdampingan dengan bonekannya. Aku kembail merasa merinding.
Karena aku takut pergi ke crematorium, maka aku pulang terlebih dahulu. Setelah itu aku pergi bermain dengan temanku ke tempat game center. Ketika kembali ke rumah,
“A…apa-apaan ini?!”
Aku langsung merinding. Di sisi  jendela si Kamarku duduk boneka yang mengerikan itu. Katannya ibu mendapatkannya dari ibunya Mi-Chan pada saat di Krematorium
“Ini, saya ingin boneka ini dirawat dengan baik, anggap saja sebagai pengganti Mi-Chan.”
Malam hari, lampu akan matikan. Sinar bulan masuk melalui jendela dan menyinari wajah boneka. Boneka itu sedang tertawa.
Aku tidur dengan selimut menutupi seluruh tubuhku.
Keesokan Paginya, aku terbangun oleh suara tawa ibu.
“Aduh Ai, tidur kok pakai memeluj boneka segala!” Di samping tempat tidur, Boneka itu tertawa.
Aku tidak sambil memeluk boneka. Tapi, begitu pagi ternyata boneka itu sudah ada di atas tempat tidurku…
Hal seperti ini terus berlanjut berkali-kali. Aku tidak kuat lagi, aku masukkan boneka itu ke dalam kantog plastik hitam dan membuangnya ke tempat sampah.
Tetapi sepulang aku dari sekolah, boneka itu sudah menngguku di kamar.
“Kyaa!! Aku sudah tidak mau lagi!!”
Ibu telah mengambilnya dari tempat sampah, akupun dimarahi ibu.
Aku takut sekali pada boneka itu. Tapi, walaupun aku ceritakan tidak ada seorangpun yang percaya. Apa boleh buat, dengan membawa boneka itu, aku pergi ke kuil di  mana ada kuburannya Mi-Chan.
Setelah berdoa di kuil, aku berpikir cara yang paling baik adalah membakar boneka itu. Pendeta itu menerimanya dengan baik.
Satu tahun kemudian.
Pada hari peringatan meninggalnya Mi-Chan, seluruh kerabat berkumpul di kuil.
Masuk ke dalam ruang utama, aku berdoa kepada patung budha yang besar. Lalu, pada saat mengangkatkan wajah, aku begitu terkejut sampai tidak bias bersuara lagi.
Di samping patung sang budha, duduk boneka itu.
“Ah Boneka…..!!”
Salah satu Kerabatku, anak perempuan berumur 5 tahun, berlari lalu memeluk boneka itu.
Pada saat aku melihat,Tangan boneka itu memegang erat rok anak itu….

Selasa, 24 Juli 2012

Yuta gelisah hatinya.Ketika pulang dari sekolah bersama Taku,Nozomi,Dan Sinichi,di jalan mereka mulai saling menceritakan kisah yang menakutkan.Kalau hanya mendengar saja tidak apa-apa,tetapi ia tidak pandai bercerita. Dia sendiri tidak pernah mengalaminya,lagipula akhir-akhir ini dia sudah lama tidak mendengar cerita yang baru.Yang ia ketahui pasti sudah diketahui mereka bertiga.

Mereka bertiga terus menceritakan cerita baru,lalu

"Oi Yuta!Kamu cerita dong!pasti kamu punya cerita baru!"
      Nah.......,ini dia.Apa boleh buat,Yuta akhirnya mengarang cerita.
            Sekolah kita dulunya bekas kuburan'kan.
Kalian pasti tahu itu.Ketika mendirikan sekolah itu,saat sedang membuat dinding beton tanahnya kurang,lalu katanya mereka menggunakan tanah kuburan sebagai campuranya.Di belakang gedung olahraga ada bagian yang warnanya aneh........kan? Di sana,Kalau mendekat di sana waktu malam hari katanya bisa terhisap ke dalam dinding!."







Tepat ketika mereka berada di persimpangan jalan menuju rumah Yuta.

    "Sudah ya,sampai besok!,dan pembicaraan mereka berkhir sampai di situ.
         Tetapi pada malam itu,ada telepon.Ketika diangkat,ternyata dari Taku.
              Suaranya seperti gemetar.
            "Ini Cerita yang tadi siang"
              Suaranya seperti gemetar
            "Ini cerita yang tadi siang"
              "Yang tadi siang?"
                  "Itu tentang dinding olahraga tersebut"
                    "Oh Soal itu................"
                          Tadinya aku mau mengatakan kalau itu bohong tapi belum sempat aku bicara,Taku sudah berkata sambil menangis.
                            "Henry terhisap!"
              "Henry?Maksudmu anjing kamu yang besar itu?"
        "Iya,Setiap malam aku selalu membawanya jalan-jalan.
Hari ini aku tertarik mendengar cerita kamu,Kupikir tidak akan takut kalau bersama Henry.
Setelah dilihat,memang warnanya dindingnya berbeda itupun seperti bentuk manusia setelah Aku pegang rasanya agak hangat.Aku terkejut dan melompat sehingga tali Henry terlepas,lalu mendekati dinding lalu TERHISAP!"

               "Tidak mungkin soalnya cerita itu........."
 "Aku melihatnya.Betul-betul melihatnya soalnya hari ini aku jalan-jalan dengan kakakku!"
          Cerita karangan tidak mungkin menjadi kenyataan.Sambil berpendapat seperi itu malam berikutnya Yuta pergi ke sana dan melihat dinding itu.Memang jelas berbeda,dan betul-betul berbentuk seperti manusia.Lalu hanya di tempat itu,tampaknya seperti agak menggelembung...............
         Sejak saat itu Henry tidak pernah kembali lagi.